Serial “Producer” dan Kehidupan Gue

July 12, 2015 § Leave a comment

#SPOILER ALERT#

Akhirnya kelar menonton salah satu judul serial drama korea “PRODUCER”. Oke, beberapa bulan ini sudah banyak yang terjadi salah satunya yang nggak penting ini, ngelarin drama korea.

Basicly, gue nggak yang ngefans banget sama drama korea, tapi sudah menonton beberapa judul drama korea. Selama hampir dua tahun kerja sih, gue nggak pernah memasukan list menonton drama, padahal I LOVE SERIAL DRAMA SO MUCH. Mau Korea, British, atau USA, tapi emang nggak punya waktu aja untuk nonton serial drama.

Nah, yang mau dibahas disini adalah serial drama korea berjudul PRODUCER. Seperti peringatan yang udah gue tulis di awal, bakal banyak spoiler di tulisan gue.

Kenapa gue tertarik menonton PRODUCER? Pertama, karena promo Windy (Sahabat Gue, juga sekantor sama gue) film ini bagus banget, menceritakan kehidupan televisi. Katanya sih mirip kerjaan kita banget dan beberapa karakternya menggambarkan orang-orang yang bekerja di kantor kita. Well, bikin lumayan penasaran. Kedua, sebentar lagi liburan which means, kegiatan syuting akan kosong, which means waktu senggang banyak, which means, gue harus menentukan apakah menghabiskan liburan dengan membaca novel atau menonton serial drama, tapi karena alasan pertama akhirnya gue memilih untuk menonton serial drama korea tersebut.

Langsung saja gue download semua episodenya, karena ternyata Juni lalu, Producer udah tamat di Korea. Setelahnya, gue langsung menontonnya. Nah gue bukan mau membahas drama yang terjadi di dalam serial ini, tapi gue mau membahas pekerjaan pemeran-pemeran di dalamnya yang akan gue mirip-miripin dengan kejadian nyata di Indonesia.

Ceritanya berawal dari pemeran utama yang baru lulus kuliah Hukum dan mendaftar di sebuah televisi di Korea bernama KBS (Korea Broadcasting System). Lalu, dia mengikuti OJT (On Job Training) dan belajar mengenai telivisi dalam waktu singkat sebelum disebar ke program-program tertentu. Yang di highlight dalam kisah ini ada program Music Bank dan ada program 2 Days 1 Night. Selesai masa OJT, beberapa karyawan OJT Baru itu dipisah dan disebar ke beberapa program-program televise yang ada, kebetulan pemeran utamanya dapat program 2 Days 1 Night.

Nah, persis banget sama kisah gue, lulus kuliah, gue langsung ikut tes dan mendaftar ke SCTV (ya nggak Cuma SCTV sih, tapi yang lolos waktu itu SCTV). Pas keterima, kita mendapat sebutan karyawan MDP dan harus mengikuti pelatihan dulu selama 3 minggu sebelum terjun langsung ke lapangan. Selama pelatihan itu, kita memperdalam ilmu televisi yang nggak pernah di dapat di kampus. Endingnya, sampailah pada masa penjurusan. Dari 21 anak MDP, 7 orang masuk ke produksi televisi. Sisanya masuk ke divisi lain, ada news, humas, marketing, etc (sisanya lupa, banyak deh). Nah gue salah satu yang masuk di produksi televisi.

Kalau di dalam tayangan tersebut, gue sebagai pemeran utama masuk ke divisi music dan variety show. Nah, dikumpulinlah anak-anak MDP Produksi tersebut dan disebar ke setiap program-program, dan gue masuk ke acara music pagi yang udah berubah menjadi variety show -INBOX dan kisah gue bergulir dengan begitu cepatnya.

Di cerita Producer, pemeran utama pas baru duduk di ruang meeting, dia ditagih ide sama seniornya, tetapi bingung mau kasih ide apa, terus ada kalimat seniornya yang bikin gue senyum, “Ayo ungkapin aja ide kamu sebanyak-banyaknya, karena biasanya otak anak baru masih fresh, walaupun udah pernah kepake kali aja nanti muncul ide baru dari sana,” lalu sang pemeran utama bingung dan ngungkapin ide asal tapi disangkal mulu. Gue jadi inget cici Lanny, senior gue, persis banget dia ngomong gitu ke gue waktu pertama kali gue ikut meeting produksi dan itu kejadiannya udah hampir dua tahun lalu saat gue baru pertama kali menjadi karyawan SCTV.

Lalu ada kejadian di Music Bank, tim Music Bank pengen salah satu artisnya jangan menggunakan baju tipis karena ini televisi yang bisa diakses mudah oleh publik, dan dia bisa dapat surat dari komisi penyiaran jika membiarkan artisnya menggunakan baju tipis. Lalu terjadilah debat, dan akhirnya membuat sang artis nurut dengan tim Music Bank untuk menambahkan Jaket agar bajunya tidak terlalu kelihatan tipis. Pas on air, sang artis membuka jaket tersebut tanpa pemberitahuan.

Hahaha.. gue jadi inget waktu itu ada penyanyi yang terkenal dengan seksinya gerakan dia. Emang sih nggak bisa disamaain dengan kecantikan penyanyi korea dalam serial tersebut, tetapi kasusnya sama. Jadi tuh penyanyi udah diingetin harus pakai baju yang sopan, pas datang, dia berpakaian sesuai permintaan kita, pas mulai nyanyi…… MASYAAMPUNN!! Jogetnya bikin producer Cuma ngambil shoot  close up dan medium close up, dan atmosphere penonton. Soalnya, tayangan kita live, dan sekali gambar sembrono lolos, KPI dengan murah hati mengirimkan surat peringatan.

Lalu ada salah satu kisah, dia harus melakukan pembeharuan untuk mendongkrak rating, dia akan mengganti semua host di acara mereka dan mereka kebingungan karena tidak enak hati tetapi mereka harus melakukannya. Sama persis seperti yang terjadi di acara gue (detailnya sih rahasia), tapi kalau gue bilang sama persis, ya sama persis, nah bedanya disana semua tim produksi yang jalan, kalau di SCTV keinginan tim produksi disampaikan ke tim talent dan tim talent lah yang melakukan semua (yah berat juga beban tim talent televisi).

Nah, ada kisah, tiba-tiba mereka mau mengadakan acara besar, BIG SHOW. Sang produser utama mencari tim untuk membantu dia mengadakan big show. Jadi penulis (creative) dan produser dari beberapa program pun diminta membantu mereka, karena acara ini merupakan acara besar.

Dah ah, pokoknya kalau mau tau kerja tim produksi, nonton aja film Producer. Begadang, kepanasan, kehujanan, dijutekin artis, debat sama manager artis, dan masih banyak  lagi persis sama apa yang terjadi di film tersebut. Ternyata, Korea sama Indonesia sama aja produksi tayangan TV-nya.

Dan yang paling bikin sama lagi, si pemeran utama di ending film mikir, setiap hari, selama bekerja di televisi, yang dia pikirkan cuma “Aku nggak tau kenapa akhirnya memutuskan kerja di TV. Aku cuma harus bertahan hari ini karena nggak berani mikir apa yang terjadi besok dengan kehidupanku.”

Dan here I am, sudah nyaris 2 tahun di dunia televisi.

Alpha

May 16, 2015 § Leave a comment

Dan orang lalu lalang, tak menoleh, tak peduli. Kaki-kaki kecil lebih kecil dari tiang bangun, menapak dan berdebu. Daun ilalang seperti fana, padahal ia sedang bergoyang. Warnanya berbeda, karena sang surya baru bangun dari ufuknya.

Gue masih duduk disini, disebelah gedung Sency. Nggak ada orang yang tahu udah berapa lama gue duduk disini dan apa tujuan gue. Lebih tepatnya gue sedang menunggu mobil kantor.

Sudah setahun lebih banyak, aku berada di kantor ini. kerja di perusahaan TV Besar di Ibu Kota. Sudah beberapa kali pun aku muncul di layar TV yang ditonton jutaan orang, mungkin, berhubungan dengan konten kreatif.

Sahabat-sahabat baru bermunculan. Pengalaman-pengalaman baru berdatangan. Bahkan hari ini, weekend pun, gue masih harus berhadapan dengan orang asing. Gue asing dalam keramaian lalu lalang orang yang bahkan gue peduliin tapi bukan siapa-siapa.

Kadang gue berkedok bahagia untuk tertawa atau gue malas memikirkan masalah. Gue cuma diam dan meneruskan berpikir bahagia diatas banyak pertanyaan di kepala gue.

Sampai suatu ketika dia datang menanyakan kehidupan. Gue cuma menebarkan cerita bahagia dan mengunci  di brankas rahasia sebongkah cerita sedih.

Hey, kamu, kenapa datang lagi. Berusaha menghindari kamu saja gue bisa masuk ICU tiga kali karena jantung berdebar berlebih, kepala seperti migren, dan tubuh bergetar kuat gemetaran.

Kamu memang nggak pernah datang di waktu yang tepat karena nggak ada waktu yang tepat untuk kedatanganmu. Dan kalimat “Do you feel lonely?” terus bergaung seperti lonceng di biara kecil Jakarta.

Yes, I do.. No, I dont.. Yes, I do.. Semua spekulasi jawaban muncul tanpa henti. Gue cuma diam.

Sekarang gue cuma bisa menatap rumah-rumah sempit di gang-gang kecil Jakarta. Gue sudah dibawa angin, di dalam kotak beroda empat. Duduk di seat ke dua melihat diam supir yang mawas dengan jalannya.

Tapi pertanyaan itu terus berkelibat setiap getaran yang dihasilkan oleh mobil kantor ini.

“Do I feel lonely?”

Alpha. Cuma Fiksi.

Si Everybody Darling

April 9, 2015 § Leave a comment

frozen mystylez

Gue mau curhat dikit salah satu kisah di kerjaan gue di The Dance Icon Indonesia yang random banget

Gue masih ingat ketika peserta INBOX DANCE ICON sudah mengalami penurunan kualitas di minggu pertama segmen baru itu. Suatu hari Tarsidik sebagai talent yang ngurusin pencarian peserta nunjukin sebuah website, lebih terlihat seperti blog, dengan template berantakan, sebuah nama ‘MyStylez’. Gue yang udah hopeless dengan peserta-peserta kurang keren akhirnya mencoba membuka websitenya.

There’s nothing special pada waktu itu, but yaudah, kita masih kurang peserta, akhirnya gue setuju sama mereka dan Tarsidik mencoba meng-calling-nya dan besoknya, mereka muncul di INBOX. Yes, pas banget gue lagi dapat jadwal syuting INBOX hari itu.

Nggak ada yang terlihat special saat pertama kali mereka muncul di lokasi INBOX. Cuma sekumpulan orang-orang berpakaian sejenis dan anak-anak berdandan cukup SWAG. Mereka menamai grup mereka ‘WAM’ untuk dancer yang lebih dewasa dan ‘MyStylez Kids’ untuk dancer berumur dibawah 10 tahun. Hingga akhirnya segmen INBOX DANCE ICON muncul dan jedaaarr… mereka perform keren banget. Oke, yang paling keren emang WAM, tapi perhatian gue di anak-anak super kece ‘MyStylez Kids’.

Saat itu gue belum ngefans sama ‘MyStylez Kids’, dia nggak juara minggu itu, tapi dia mendapatkan kesempatan untuk ikut final mingguan yang membawa mereka juga mendapatkan Golden Ticket.

Golden Ticket dimana dia bersaing dengan Spinach si fire dance sebagai saingan terkuat hari itu. Emang pelik banget persaingan di Minggu Wildcard. Saat itu kreatif terbagi menjadi dua pendirian di hari ‘MyStylez Kids’ perform. Ada yang dukung Spinach, ada yang dukung MyStylez Kids, dan gue salah satu yang dukung ‘MyStylez Kids’. We don’t have fire dance saat itu, sebenarnya gue lebih suka Andhika Dancer dibandingkan Spinach yang sama-sama punya keahlian fire dance.

Saat keputusan pun muncul, biasanya kreatif punya hak besar ngasih pendapat siapa yang kira-kira kita bawa ke program The Dance Icon Indonesia selain suara juri, tapi saat itu gue diam aja, gue cuma mendengarkan dan nggak ngasih masukan. Gue dukung MyStylez Kids, kreatif lain dukung Spinach dan pengen gue ikutan bantuin dia nyampein kalo pihak kita butuh fire dance. Tapi gue nggak ikutan bantu dia berpendapat, karena nggak sesuai hati nurani gue. Hingga akhirnya juri mutusin MyStylez Kids sebagai salah satu peserta The Dance Icon Indonesia.

Semua orang langsung nyalahin gue, hahaha… nggak nyalah-nyalahin sih, cuma ada debat panjang internal membahas juara hari itu. Sampai suatu kalimat keluar, “Diatas nama MyStylez Kids ada nama lo ce. Kita nggak punya Fire Dance” dalam hati gue, kan gue nggak ikut-ikutan ngasih suara pas penjurian, cuma gue emang nggak mengarahkan ke fire dance juga sih, dan ending kalimat gue “Fire Dance bisa dipelajarin kok…”, yang akhirnya juga diitutup sama kreatif lain “tapi fire dance butuh mental susah dipelajarin.”

Minggu per minggu MyStylez Kids pun berjalan pelik. Selalu masuk bottom three, selalu berantakan, tapi dia sudah memenangkan hati setiap orang. They became everybody darling. Rangga aja suka mereka, dan beberapa artis lainnya. Tapi setiap minggu, saingan mereka makin susah dan minim kesalahan.

Beberapa minggu kemarin, gue penasaran apakah DBM dari Medan bisa fire dance atau nggak, soalnya ada informasi selintas mereka bisa fire dance. Sebelum gue nanya mereka, gue udah promoin kalau DBM bisa fire dance (padahal informasi belum akurat), seneng lah, akhirnya kita ada yang bisa fire dance, mengingat waktu itu gue disalahin, hahaha (unforgettable moment). Akhirnya ditempat latihan gue nanya langsung ke mereka, ternyata jawabannya ‘TIDAK BISA’, oh damn, masa udah gue promoin mereka bilang nggak bisa…

Entah gimana ceritanya, minggu kemaren mereka mengiyakan menerima tantangan Fire Dance. Dan berlatihlah mereka dengan api. Mereka udah keren sih saat latihan, hingga sampai akhirnya mereka perform. Bikin gue merinding karena gue liat proses latihannya dan performnya pun lebih baik dari latihan.

Balik lagi ke MyStylez Kids, hari itu treatment MyStylez Kids udah kita buat keren, dan DBM nggak kalah keren. Dan datanglah waktu penjurian, gue ada di dalam perembukan itu, mendengarkan dengan seksama. Setuju sih kalau semua dance crew keren tapi jagoan gue, darling setiap orang, selalu berantakan, dan sms juga nggak tinggi-tinggi banget. Oke fix, sepertinya mereka akan keluar hari itu.

Gue terharu sih, terharu senang udah bisa ngeliat mereka sampai sejauh ini dan gue senang, dan hari itu ada fire dance. Semua kenangan 4 bulanan lalu kayak muter lagi dikepala gue. Si Cici Lanny yang berusaha memberi masukan soal kerennya Fire Dance waktu hari itu dan pendapat gue soal MyStylez Kids. Ada Fire Dance, Ada Mystylez Kids juga…

Gue sebagai pekerja TV juga harus professional, gue nggak pernah mengarahkan kecurangan dan subjektiftas semata, kalau jelek emang gue bilang jelek, kalau ada potensi kenapa gue nggak bilang potensi-potensi mereka. Dan thanks Mystylez Kids udah jadi bagian The Dance Icon Indonesia. Kalian keren loh. Bisa apa coba gue saat kelas 3, 4, 5, 6 SD. Sampai jumpa lagi Keisha, Zahra, Denisa, Dewi, Opal, Aju dan Fadil, jagoan-jagoan kecil gue.

“Diantar melawan api, diakhiri melawan api…”

Udah ah, cus, mulai lebay deh. Hahaha..

Mencoba Mengingat

February 21, 2015 § Leave a comment

A couple days ago, temen gue, Luhur whatsapp sesuatu

“ce, blog lo apa?”
“Blog gue? Knapa? Belum ada update apa-apa…,” jawab gue.

Gue pikir, nih blog nggak ada yang baca. Ternyata temen gue satu itu suka iseng bacanya (tuh udah gue masukin nama lo di blog gue Pet!!). Lumayan lama sih gue nggak update blog. Sebenarnya kadang ada ide untuk nulis tapi malesnya itu loh, nggak tahan bok.

Hmmm, selalu ada hmmm setiap gue lagi mikir (hahahaaaposeehh). Sebenarnya ada beberapa tema sih, tapi gue gabung 1 blog aja kali ya mumpung inget dan gue akan mencoba mengingat.

Mimpi
Iya bahas soal mimpi, seminggu lalu gue habis mimpi sesuatu. Gue mimpiin ‘dia’, dia yang nggak akan gue sebut namanya sama sekali di blog ini. Jadi ceritanya, gue sebenarnya lagi nggak kepikiran dia sih, tiba-tiba aja dia ada di mimpi gue, dan ada dua orang, berwajah mirip dan anehnya gue malah lebih dekat dengan orang yang mirip itu, di mimpi gue. Dekat tapi nggak akrab.

Cerita mimpinya sih panjang dan nggak penting. Yang terpenting, setelah dari mimpi itu, dikantor gue kedatangan anak magang baru. Tentu saja bagi kreatif yang haus akan anak magang, kedatangan anak magang adalah rezeki. Setelah salah satu anak magang kelar bertugas. Huhuhuhu…

Nah awalnya gue biasa aja sama anak-anak magang ini. Sampai suatu ketika, kemaren malam kayaknya. Gue ceritanya lagi mikir, mata gue kalo lagi mikir fokus kesatu titik, dan waktu itu titiknya si anak magang itu. Tiba-tiba gue peratiin lekat-lekat, tuh anak magang makin kayak dia. Mirip banget. Gue mau cerita ke Windy sih, tapi sama aja kayak lo punya rahasia tapi lo ngomonginnya ke toa masjid, jadi gue urungkan.

Nah dari situ deh gue kepikiran terus. Mana sebentar lagi gue tugas ke kotanya. Apakah ini kebetulan Tuhan? Doi masih usaha banget buat ngehubungin gue sih, tapi kayaknya cukup sampai disitu aja kali ya kita. We never ever together (Kalo lo merasa dan baca, kita cukup aja ya..)

Work Life
Hobahhh!!! Yes udah setahun di INBOX. Capek luar biasa. Bukan capek fisik sih, karena nggak mungkin cape fisik kalau pada akhirnya berat badan naik jutaan kilo. Hahahaaha… Lebay.

Tapi capek hati. Tim Kreatifnya asik sih, tapi tim lainnya yang kadang bikin esmosi, contohnya beberapa orang dr divisi lain, yang setiap syuting selalu ngasih tekanan batin. Bahkan mic handheld dan wireless aja bisa menjadi tekanan dalam membuat program. Padahal yang paling penting kan isi programnya. Huft…………..

Selain itu host senior, hmmmm… Dulu gue pernah stress banget setiap ngehadapin host senior. Tapi setelah pasang badan mulu kurang lebih setahun ngadepin host senior, akhirnya bisa terbiasa dan kalau briefing sekarang mereka ngeliatin gue… yeay. Dan wajib nahan kepedihan hati setiap gimmick yang kita kasih cuma dibalas dengan senyum-singkat-sinis-ngejatuhan doang.

Tapi ada yang bikin kepikiran. Beberapa waktu lalu, rekan kreatif gue ngomong.

“Ceu, si itu ngeluh, lo kalo brifieng host senior informasinya lengkap banget, kalau ke dia seadanya aja kadang nggak terlalu dpt briefingan,”

Nah, let me explain here (explain ke siapa coba, laba-laba??). Dulu, gue sempet senang banget program gue kedatangan host baru, muda, dan fresh. Soalnya, gue sempat sotoy waktu gue belum masuk TV yang katanya nomer 1 ini, kalau hostnya itu-itu aja dan nggak keren, nggak kayak TV sebelah punya Olga Syahputra.

Terus gue pengen banget ada regenerasi, jadi ada host-host tambahan baru yang lebih fresh dan seru. Munculah beberapa nama, dan masuklah si alpha, omega, dan phi ke program itu. Nah, setiap host baru, berarti ada semangat baru.

Pada awalnya, cara ngehost mereka masih jelek banget, emang sih gue nggak bisa nge-host, tapi kan tv ini hire gue karena mungkin dilihat gue bisa mendirect sesuatu, dan gue tau kapan nge-host itu jelek kapan nge-host itu baik.

Semaksimal mungkin gue dan tim belain mereka walaupun agak kurang oke, dan terus kita kasih gimmick (kalau yang ngembangin sih mereka sendiri). Hingga pada akhirnya, mereka memang berkembang dikit, dan setelah itu mereka mendapat pujian dari beberapa pihak.

Sayangnya, kepercayaan itu nggak bener-bener digunakan maksimal. Mereka, nggak bisa ngembangin suatu materi yang diberikan dalam waktu 5 menit briefingan kreatif dengan cepat, nggak kayak host senior. Padahal udah lumayan lama mereka di acara ini.

Nah, makanya… Gue nge-utama-in host senior di briefing maksimal dalam waktu singkat dibanding ngebrifieng host lainnya, yang cuma point-point utama. Dan gue menyimpulkan, menjadi host yang baik itu susah, dan harus benar-benar serius. Lagian kenapa dapet informasinya bisa kepisah gitu, makanya kalau gue lagi briefing ya minimal mendekat dong. Masa mau diservice person to person banget, capek kali. Udah person to person, yang gue sampaiin nggak nyampe pas udah di stage. Hrrrrrr.. Gemesh!!!

Udah ya, dua tema itu dulu aja. Nanti kalau ada tema baru lagi gue update. Bye blog…

🙂

Welcome 2015

January 5, 2015 § Leave a comment

“Ca, kita masih gini-gini aja.. it’s been a year”

Cuma sebaris kata itu yang terucap dari mulut gue, kelar menatap layar televisi di indekos sahabat. Tubuh kita diselimuti bedcover tebal, ac dibuat dingin kondisinya. Tangan kanan memegang handphone, tangan kiri memegang remote TV. Persis sama seperti yang gue dan dia lakuin saat kami masih jobless, tidur dan hanya nonton TV.

Ok, Let me explain, jadi kemarin gue ke kosan sahabat gue, Ica, bersama dia, gue udah kayak adik-kakak (literally). Selain Ica, ada juga Orin disana, tetapi seperti biasa, Orin has her own world and forget that we are exist. Jadi ya gue dan Ica cuma sebatas remah-remah rempeyek kalau Orin sudah mulai fokus sama satu hal. Jadi , gue dan Ica lagi merenung, sebenarnya sih nggak merenung-renung banget, cuma kita lagi nonton tayangan TV dalam diam, dan keluarlah sebaris kata yang barusan gue sebut.

Setahun lalu, di ruangan yang sama, kami melakukan hal sama. Nonton TV sambil berselimut kain tebal. Setahun lalu, awal gue dan Ica mulai kerja. Mungkin waktu itu, gue masih harap-harap cemas gimana dunia kerja. Dan tepat tahun dan bulan ini, kita sudah setahun menjalaninnya.

How do I feel? It’s like gue masih gini-gini aja. Masih sama kayak gue yang dulu. Masih nggak sadar gue sudah melakukan banyak hal di tahun 2014. But in the deepest of my heart, gue ngerasa masih belum apa-apa. Belum pintar, belum bisa diandalkan, belum mampu beridiri sendiri.

Beberapa minggu lalu, gue habis kepo blog salah satu senior SMA gue. Then, gue terarahkan ke ASK.FM miliknya. For information, senior gue orangnya pinter banget. Prestasi di sekolah selalu ok. Kebetulan, dulu sekolah gue isinya orang-orang yang nilainya diatas rata-rata (dan cuma gue kayaknya yang tepat digaris rata-rata), dan dia bisa selalu menduduki prestasi 5 besar di sekolah setiap tahun.

Nah lanjut ke ASK.FM miliknya, pertanyaannya lucu-lucu, dan kebanyakan menanyakan soal teknik perminyakan. Kebetulan dia kuliah di ITB, Teknik Perminyakan, dengan beasiswa. Sedikit nggak paham soal banyaknya membahas soal perminyakan dan tetek bengeknya, tiba-tiba aku membaca sebaris pertanyaan yang menarik.

“Kak, kenapa sih pinter banget? Kadang aku suka iri sama orang pintar..”

Diam, lama, gue mengulang-ngulang pertanyaannya ini. Gue pernah menanyakan hal mirip seperti ini, tapi ke bintang, di malam hari, ke dinding putih yang dingin. Kenapa si ini bisa pintar, si ini bisa keterima kampus ini, si ini bisa sukses disini, kenapa si ini bahasa inggrisnya bagus… semua berputar di kepala gue berulang-ulang. Sampai gue bertanya, kenapa bukan gue yang dijadiin pintar waktu lahir, kenapa bukan gue yang prestasinya bagus.

Lalu dia menjawab pertanyaan tersebut dengan bijak “Pintar? Kamu sudah cek, apakah usaha kamu udah maksimal, jangan-jangan kamu belum bekerja keras semaksimal mungkin. Kadang orang lupa untuk terus berusaha dan bekerja keras sehingga kemampuan dia sebenarnya masih sembunyi di dalam dirinya.”

Iya, ternyata gue belum berkerja keras, cuma mengeluh dan mengeluh, tetapi tidak ada usaha maksimal sedikit pun. Gue yakin, setiap orang mampu untuk mengejar kebahagiannya sendiri dengan kemampuannya sendiri. Semua orang mampu menjadi pintar sesuai kebutuhan hidupnya untuk sampai meninggal nanti. Tuhan punya banyak rencana.. dan gue harus yakin itu.

Hmmm, mengingat gue masih gini-gini aja, berarti ada yang salah setahun ini, gue nggak boleh gini-gini aja, gue harus punya sesuatu dan prestasi di tahun ini. Dan target-target gue, harus kecapai semua, walaupun akan berat dijalaninnya..

Happy New Year, Happy 2015

🙂

Si Pendistraksi

December 28, 2014 § Leave a comment

Masalah utama dalam hidup gue saat ini adalah INTERNET. Gara-gara internet, novel yang biasa gue baca cuma dalam waktu 4-5 hari (mengingat kerjaan masih banyak), ini 2 bulan aja nggak kelar-kelar.

Mungkin, karena gue orangnya mudah terdistrak akan sesuatu. Sehingga, jika ada kedip-kedip merah di handphone, langsung sudah fokus gue beralih ke lain hal yaitu handphone. Aplikasi yang dibuka juga itu-itu aja, either path, instagram, or youtube. Syebelnya, kalau udah asik di 3 aplikasi itu, mood baca buku gue ilang total.

Padahal, gue lagi pengen banyak baca buku biar nambah banyak pengetahuan. Masalahnya, gue nggak boleh terlihat bodoh di depan para host-host gue jika mereka sedang ngobrolin suatu topik berat. Jadi target gue sekarang, gue pengen lebih pinter dari 2 host senior dari acara yang gue kerjain.

Nah, senjata mereka sebenarnya adalah banyak baca di detik.com, dan gue udah melakukan hal yang sama membaca informasi2 di detik.com. Tapi sebagian besar, info yang kurang banyak. Kurang teoritis. Kurang dalam… *apose*, pokoknya kurang bisa menjadi pondasi pengetahuan gue.

Kalau dari karya tulis thesis dan lain sebagainya, nggak mungkin banget kan ya. Emang gue dosen, paham bahasanya aja nggak, walaupun sempat kepikiran sih, buat baca-baca dari sumber seperti itu laluuuuuuu tapi mau ngobrol sama siapose coba gue pake bahasa karya ilmiah.

Akhirnya gue pake cara ampuh gue, baca autobiografi seseorang aja. Selain mirip sama novel, informasi yang didapat di dalamnya nggak jauh beda sama buku pengetahuan umum. Kelebihan lainnya, dibumbui oleh banyak perspektif, jadi kita bebas menilai dari mana aja. Kalau penasaran dengan perspektif lain kisahnya, tinggal googling aja.. Voila, you got the new perspective from internet.

Seperti roda yang terus berputar, udah oke gue fokus nyari-nyari bahan bacaan, eh gue terdistrak dengan website kamus bahasa banci. Ya sutra lah. Kepelong akikes panasonic, mak. Tetiban himalayang semu imaji di bumi pertiwi indang. Udinda ah, soraya peruchi nih akikes, cao….

Flashback

December 1, 2014 § Leave a comment

Kalau dibilang udah ikhlas atau belum, mungkin jawabannya belum kali ya seharusnya. Karena tiba-tiba semua kenangan soal ‘failure thing’ itu kembali lagi dan bikin gue nyesek.

Tadinya, gue pikir gue udah lupa sama masalah itu. Ternyata, dia cuma nyempil di salah satu bagian memori gue (cailah bahasa gue). Oke, flashback ceritanya dulu. Jadi, September 2013, gue ikutan tes ODP Mandiri. Tes berjalan lancar hingga akhirnya gue sampai ke final tes (dari medical check up, toefl, FGD, etc… lolos), yup, Final Test, which mean interview akhir dengan para petinggi Mandiri. Selesai interview, selang seminggu udah pengumuman, dan gue nggak lolos. Nyesek kan?!

Nah, sebenarnya nyeseknya itu karena waktu selama tes itu (totalnya kira-kira perjuangannya 3 bulanan lah), gue dapat teman-teman baru, perspektif baru, dan cerita-cerita seru lainnya. Perjuangan bangun subuh-subuh banget demi bisa berangkat ke Jakarta dari Bandung untuk tes di pagi harinya dan lain sebagainya. Nyesek, karen gue nggak lolos di tahap interview, yang mana seharusnya komunikasi jadi lahan paling mudah untuk anak komunikasi kayak gue. Nyesek karena pertanyaan dari petinggi-petinggi mandiri itu bukan soal perbankan ataupun perekonomian, tapi soal ‘Who Am I’. Nyesek. So, after dapat pengumuman gagal tersebut, nggak lama gue dapet panggilan dari SCTV untuk interview akhir. Bla bla bla.. berapa minggu kemudian, gue lolos dan terdaftar jadi MDP SCTV batch 3.

Udah setahun sejak kegagalan itu, dan nyaris setahun juga gue berada di SCTV. Dapat teman baru, cerita baru, kenalan baru, semua hal yang baru… gue pikir, ke nyesekan gue itu udah hilang dengan rutinitas kesibukan gue saat ini yang luar biasa. Dengan kerjaan baru gue, dan lain sebagainya. Sampai-sampai jatah untuk mendapatkan ‘social life with another person outside the office’ aja susah banget. Pokoknya sibuk banget nggak kebayang.

Sampai akhirnya barusan banget, salah seorang temen baru gue yang ikutan tes ODP bareng gue, tapi dia lolos, upload foto ‘Pelantikan ODP Baru Mandiri’. Dan berjejerlah beberapa wajah-wajah dan nama-nama yang tidak asing di mata gue. Oke, semua yang udah gue lupain ternyata datang lagi. ternyata balik lagi. I remember all the memory. Nyesek lagi.

Mungkin, ini pertama kalinya gue gagal disaat-saat terakhir. Jujur, gue orangnya ambisius banget kalau bermasalah dengan pembuktian diri, dan gagal itu pukulan. FYI, Ini juga salah satu kegagalan gue pertama kali, dilihat dari perjuangannya yang maksimal. Mungkin Tuhan punya rencana lain…Yang semoga bakal indah..  Pada waktunya..

Kok jadi sedih 😦

I am Back

September 26, 2014 § Leave a comment

I am back.

Oke terakhir gue ngeblog selesai syuting di Sukabumi. Then, abis itu, gue sibuk banget di kantor. Sibuknya kebangetan. Sampai suatu ketika gue syuting di Bandung, rumah kedua gue, gue nggak bisa ketemu ade gue barang semenit pun. Fiuh… Sempet ketemu sih sama temen masa-masa masih ikut organisasi di Bandung gitu. Ketemunya aja karena gue lagi ngeprint keperluan syuting depan kampus tercinta, ditempat dimana skripsi gue di print dan dibukukan.

Oke, balik ke rutinitas kehidupan Jakarta gue. Hidup gue berjalan cepat. Nggak berasa udah bulan sekian di televisi ternama ini. Mungkin karena sibuknya kebangetan kali ya, ampe lupa waktu. Jangankan waktu, kontrol diri aja lupa. Alhasil, berat badan gue naik 10 KG. Can you imagine? nuruninnya aja susah, naikinnya enak bener. Damn.

Nah gue lagi terkena musibah yaitu leptop gue udah kagak bisa baca disk hardisknya. Mending dead aja kali yaaaa.. tapi nih leptop belum rusak-rusak juga. Semua program masih berjalan baik-baik saja. Yaudah lah ya, yang penting masih bisa dipake ngetik. Alhasil sebulan ini gue udah nggak nyentuh lagi yang namanya dvd bajakan. Yaudah semua film gue download, dan lebih banyak baca buku.

Barusan banget buat menghilangkan kejenuhan gue, gue nonton Maze Runner, untung kantor sebelah Senayan City. Yaps, sekali lagi, gue udah tau ceritanya soalnya dah baca bukunya. Bagus sih, tapi kayaknya mencekam di buku ya. Kalau filmnya kayak kurang mencekam. Yaaa mau gimana, filmnya aja cuma satu setengah jam doang.

Pemilihan pemerannya lumayan kece, salah satunya ada pemain favorit gue yang munculnya cuma pas part ending, Kaya Scodelario. Have you heard that name? Yes kamu bener. Nama kecenya Effy Stonem di serial Skins. Serial favorit gue sepanjang masa. Gue baru ngeh gitu ternyata dia pemerannya, soalnya Maze Runner adalah film pertama yang gue tonton tanpa liat trailernya. Yang penting mengusung judul dari novel yang pernah gue baca.

Hmmm… balik ke kantor, masih ngantuk akibat crew call subuh tadi, gue masih mencari info soal Kaya. Ternyata perempuan itu udah banyak filmnya setelah Skins. Yaampun, tua banget gue. Inget banget pas lulus SMA gue baru mulai nonton Skins, ngeliat Effy Stonem cuma jadi cameo di Skins season pertama. Hahahha… sungguh pekerjaan yang tidak bermanfaat.

Sekian dulu kali ya blog gue. Mau kerja lagi. Ardie lagi bikin rundown, gue mau bikin list properti. Gantian, kan kemaren gue bikin rundown. *apose*

Back To…..

June 28, 2014 § Leave a comment

It’s such a wonderful experience..

Awalnya, sehabis program spesial (konser album baru salah satu band Indonesia), gue ngerasa sedih banget harus balik lagi ke program reguler. Karena, program spesial lebih bisa mengeksplor ruang imajinasi kita semaksimal mungkin. But, it’s okay. Ada kalanya kita dapat program yang isinya senang-senang, ada kalanya dapat program yang isinya kerjaan.

Nah, setelah selesai program spesial, selang dua hari libur ditambah preparation kantor, gue mesti syuting lagi. Syuting di RSPAD. Nah, di RSPAD ini pas nggak ada creative senior ngedampingi, karena lagi mencar program spesial lainnya, jadi gue ditunjuk sebagai lead creative untuk hari itu oleh eksekutif produsernya (EP). EP gue kebetulan kayaknya lupa gue masih anak ba

Ya, deg-degan sih, tapi kalau dijalanin asik-asik aja. Dan overall angkanya sesuai ekspektasi walaupun masih dibawah program saingan. 

Selanjutnya, tanpa libur, setelah syuting hari ke dua di RSPAD, program gue, saat itu juga pindah ke Sukabumi. Hahaha… dari abis lari-lari ditengah kerumunan siswa-siswa perawat, mobil anteran kami langsung capcus ke Sukabumi. Wow!! What a wonderful journey (dalem hati, mom, pegeeell~~).

Ngga usah lama-lama, ternyata di Sukabumi nggak berasa kerja. Yang berasanya malah santai-santainya (walaupun tetep kerja). Yah, ngantuk tinggal tidur, makan tinggal makan, tapi bangun tetap lanjut kerja (itupun sebagian besar kerjanya di tempat tidur, hahaha). Jadi bayangan akan ribet selama di Sukabumi langsung pupus. Berasa dapat rezeki libur panjang. Istilah yang gue buat bareng Creative Director disana, “Program Reguler itu Sampingan, yang Utama disini, LIBURAN!!” padahal, kita nggak jalan-jalan keliling Sukabumi, loh. Tapi berasa aja liburnya (apalagi SPJ-nya bisa buat beli sepatu New Balance terbaru!!)

Pengalaman seru lainnya yaitu bergaul dengan polwan-polwan NTMC. Bayangin aja, diajakin gaul sama polwan naik city car kecil, Honda Brio, buat karaokean, tapi kita ber-tujuh orang. Alhasil, gue duduk di depan bertiga, dan sisanya berempat di belakang dengan posisi sedikit ala-ala Yoga. Dan yang bawa mobil adalah salah satu polwan cantik yang sering muncul di TV.

Ternyata polwan NTMC yang cantik-cantik itu punya sisi yang berbeda-beda. Ada yang suka musik ala-ala Zed, David Guetta, dan lain sebagainya yang kekinian. Tapi ada juga yang suka lagu “Kandas”, “Dangdut Koplo, “Dangdut Tegal”, dan lain sebagainya. Semuanya nyampur, walaupun kecantikan mereka setara semua, seleranya beda-beda. Dan pembawaan mereka berubah semua, lebih menunjukan sisi perempuan mereka.

Selain itu, pengalaman seru tentu saja bergaul dengan penjabat-penjabat Sukabumi yang luar biasa sosialita. Dan masih banyak lagi pengalaman lainnya. Pokoknya, perjalan Sukabumi is the best lah. Apalagi sekarang host-host gue udah nggak sejutek sebelumnya. Sekarang mereka semua sangat bersahabat. Tim-nya juga udah mulai sepikiran kok, walaupun tim-nya diganti.

Sekian, sampai jumpa lagi kerjaan dari Jakarta~~ I love this program.

 

 

Si Putri

May 29, 2014 § Leave a comment

Jadi tiba-tiba gue ngefans banget sama salah satu peserta Indonesia’s Got Talent bernama Putri. Yups, dia tuna netra, dan masih berumur 8 tahun, dengan bakat nyanyi.

Awalnya, pas denger dia nyanyi lagu Listen di youtube, yes, di youtube (maapkan aku bu bos), gue sebenarnya biasa aja dengar suaranya. Tapi pas denger kisahnya, terus ngulang denger lagi dia nyanyi, gue tiba-tiba merinding dangdut mendadak. Hingga akhirnya gue ketemu langsung Nisma Putri Ariani.

Jadi, karena ada kabar IGT bakalan cross promo di acara tercinta gue, gue dan tim menyiapkan beberapa treatment khusus untuk beberapa peserta IGT. Akibatnya, gue harus mengulang-ulang menonton tayangan IGT biar tau enaknya mereka ngapain ntar di acara gue.

Nah salah satunya Putri. Tiap dengar suara dia dan ngebayangin dia perform, gue merinding. Bukan karena takut, tapi karena gue malu ternyata ada seorang anak bocah yang ngegantung cita-citanya tinggi banget. Tampil di TV, apalagi mengingat dia tuna netra. Suaranya sih, kalau gue boleh bilang waktu di audisi itu, biasa aja. Bagus, tapi belum powerfull.

Pagi hari yang syahdu, gue udah nyampe lokasi syuting. Udah siap-siap ini itu dan lain sebagainya. Hingga akhirnya gue melihat sesosok anak bocah yang mirip banget sama yang gue liat di youtube, yups, Putri namanya.

“Hai Putri” sapa gue sok akrab sambil lalu lewat.

“Halo..!!” dijawab lantang sana anak itu.

Oke, conversation cuma sampai disini, soalnya gue lagi buru-buru ngurus ini itu (ceritanya sok sibuk gitu, hahaha).  Jadi cuma sampai sapa-sapaan. Tapi dalam hati udah terenyuh, yaampun, anak seumuran dia yang nggak bisa lihat warna apapun bisa seceria itu dan semangat lantang jawabannya.

Sampai akhirnya menjelang segmen yang akan ada si Putri. Gue udah gatel pengen ngobrol sama Putri, tapi gue kebagian part briefing para host. Mana berhubung host lagi mencar, jadi gue nggak sempat ngobrol sama Putri, lagi (duh ceritanya sok sibuk lagi).

Briefing host lancar, semua lancar, hingga akhirnya menggiring semua host berkenalan sama Putri di samping stage. Soalnya, segmen ini adalah segmen drama, jadi gue pengen suasanannya haru. Jadi ada baiknya, para host yang unyu-unyu ini berkenalan dulu sama Putri untuk membangun suasana tersebut.

“Koko, tuh si Putrinya. Kenalan dulu ya, nanti kita ajak ngobrol di stage,” ujar gue menyuruh kenalan salah satu host.

“Hai Putri, kamu cantik banget sih,” kata host gue tersebut. “Udah siap belum nyanyinya?”

“Udah dong,” jawab Putri dengan semangat dan lantang (lagi).

Senangnya, host gue interaktif sama si Putri, dan Putri anaknya semangat banget. Suka ketawa, suka nyeplos, asik banget deh anaknya. Itulah yang membuat gue malah terharu. Terharu gara-gara dia lucu banget, semangat banget, nggak malu sama apa yang dia miliki. 

Hingga akhirnya gue dengar langsung dia nyanyi. Jujur, bukan karena dia ada di program yang gue pegang, tapi, suaranya keren banget, saat itu gue langsung ngefans banget sama dia. Begitupun dengan teman-teman gue anak wardrobe yang berpikiran sama dengan gue, kalau putri suaranya luar biasa. Pas dia nyanyi, kerjaan gue cuma ngipas-ngipasin muka dibawah stage biar nggak nangis. Soalnya kan gue masih mesti ngasih clue-clue ke host selama acara berlangsung. Dan hari itu menjadi hari haru gue.

Hari demi hari gue tungguin tuh tayangan IGT live di hari Sabtu (hahaha sedikit lebay ya tutur cerita gue). Udah semangat aja gue mantengin TV, dan siap dengar suara Putri. Hingga perform dari si Putri muncul di layar TV gue. Dia cantik banget pakai baju putih, rambut diurai panjang, dan nyanyi lagu “Don’t You Remember”-nya Adele, disekitarnya ada dry ice cantik membuat dirinya bernyanyi diatas awan.

Pas masuk ke bagian komentar juri, ada satu kata yang gue ngga bisa nahan air mata.

“Putri, kenapa senang bisa ada di IGT? Apa yang bikin Putri senang?” kira-kira begitu trigger pertanyaan Indy Barend ke Putri.

“Senang, karena semua orang menghargai Putri..” ucap gadis cilik itu lantang dan semangat.

Gue emang drama banget ya orangnya, tapi gue senang pernah ketemu Putri langsung. Nggak peduli deh orang bilang suaranya biasa, atau tayangan terlalu eksploitasi anak kecil tuna netra. Tapi coba kalian bayangkan, seberapa besar kesempatan orang-orang seperti Putri bisa menunjukan jati dirinya di masyarakat luas. Dan Putri juga special buat gue, karena dari dia gue belajar bersyukur. Dia punya suara bagus, semangat luar biasa, dan dia bikin banyak orang tersenyum.

Semangat ya Putri, semoga jadi juara.